***
Wussshhhhhh….
Angin hari ini bertiup kenceng banget, gue yang lagi duduk didalem rumah takut gubuk
gue bakal terbang gara-gara angin. Hari ini cuaca terlihat nggak bersahabat
banget, gue cuma bisa duduk diem di dalam rumah.
Jam
11.30, gue biasanya masih nyalain komputer buat nemenin hari-hari gue yang
membosankan. Gledek mulai menampilkan kilatan Flash andalannya, sebenarnya ini
solusi lho sob buat kalian yang pengen ngirit batrei buat ngeluarin cahaya
flash pas foto, apalagi hangphonge kalian yang terkesan hape cina semua *walau
gue juga pake hape cina*. Caranya, loe tinggal keluar, siapin pose yang pas,
matikan auto flash yang ada, terus silahkan selfie menghadang maut dengan pose
yang bisa menjadikan loe khusnul khotimah.
Buat
loe-loe yang gak tau gledek, nih gue jelasin. Petir terjadi akibat perpindahan
muatan negatif menuju ke muatan positif. Menurut batasan fisika, petir adalah
lompatan bunga api raksasa antara dua massa dengan medan listrik berbeda.
Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan api pada busi. Kalau gak
percaya, pas loe menstarter motor, coba loe pegang tali dan businya, pasti
bakal ada efek-efek getar gimana gitu.
Petir adalah
hasil pelepasan muatan listrik di awan. Energi dari pelepasan itu begitu
besarnya sampai bisa menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat
kuat yaitu geledekk, guntur, atau halilintar. Geledek, guntur, atau halilintar
ini dapat menghancurkan bangunan, membunuh manusia yang kafir, dan memusnahkan
pohon. Sedemikian raksasanya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan
akan terang dibuatnya, sebagai akibat udara yang terbelah, sambarannya yang
rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik itu juga akan menimbulkan bunyi
yang menggelegar. Loe bisa bayangin, kalau punya kendaraan atau pesawat canggih
dengan kecepatan segitu, loe bisa mengitari bumi ini 4x dalam sedetik.
Kringgg….
Kringgggg…. Kringgggggg… Hangphonge gue berbunyi, gue mulai bimbang. Kalau gue
angkat, gue bakal ngundang maut, kalau gak gue angkat itu kan nomor kantor. Gue
yang bimbang masih kepikiran sama tetangga gue yang beberapa waktu lalu
radionya meledak gara-gara kesambar geledek. Guru fisika gue pas SMP juga
pernah cerita kalau ngangkat telepon pas petir datang itu sama aja kaya bunuh
diri. Katanya saudaranya pernah khoit gara-gara ngangkat telepon dari bebebnya.
Akhirnya gue
yang mulai keder, mecoba ngumpulin power buat accept tu telepon. JLEGGERRRRRRR….
Gemeteran juga gue. Pelan-pelan gue njauh dari komputer gue yang lagi konek
sama modem. GUBRAKK, cacingan… gue kesrimpet bangku, gak sengaja keangkat juga
telepon tu … langsung gue loundspeaker aja sambil guling menjauh....
‘ selamat
siang, bisa berbicara dengan Puralexdanu Patjingsung?’
‘ iya, saya
sendiri. A a aaa da apa ya?’ gue masih
gugup
‘ kami dari
Media Sarana Data ingin mengundang anda untuk datang interview, apakah anda
bersedia?’
‘ oh bisa mas,
kapan?’
‘ dimohon
kehadirannya pada hari kamis pukul 1 siang ya?’
‘ baik mas,
makasih atas pemberitahunya.’
‘ iya, sama-sa….’
Belum selesai ngomong, udah gue injek tu tombol power.
Setelah hangphonge
gue tewas, bokap gue yang baru pulang dari dinas. Biasalah orang kerjannya TNI
AD gituloh *TaNi Angkatan Doran*. Nyamperin gue…
‘ ko, gak kamu
matiin tu komputer, nanti kesamber gledek baru tau rasa.’
‘ iya pa,
sebentar lagi.’
Gue buru-buru
matiin tu komputer, gue close programnya satu-satu. Malah ngehank. Gue cabut
modemnya tanpa disconnect. Langsung gue cabut kabel powernya, moga aja gak
rusak.
Hujan mulai
turun, gubuk gue mulai berceceran mirip kapal Jack Sparrow yang pecah, air
dimana-mana. tapi gue juga gak bisa bilang kalau ini sekedar gubuk biasa, tapi
ini adalah tempat tinggal gue. Tempat dimana sejuta kenangan gue ukir disini,
suka duka gue, canda tangis dan tawa. Terdengar lebay, tapi itu memang kenyataan
yang gue rasain selama ini.
No comments:
Post a Comment