***
Pengenalan objek
wisata untuk para turis lokal dan mancanegara selalu gencar dilakukan, termasuk
kami yang memang menyukai travelling ke berbagai objek wisata di daerah kami.
Sebenarnya
banyak sih objek kelas papan atas di Pacitan yang tentunya berkelas dunia
semisal Pantai Klayar, Pantai Teleng Ria, Goa Gong, Goa Tabuhan dan masih
banyak lagi. Nah disinilah aku dan bolo
kurowo sering melakukan tour ke tempat-tempat tersebut.
Selama
3 tahun bersama di sekolah, kami sekelas (tidak
semuanya mau ikut serta) sering melakukan jalan-jalan ke luar daerah. Kali ini
aku akan menceritakan panorama Pantai Banyu Tibo & Goa Tabuhan.
Pertama
yang kita kunjungi adalah pantai Banyu Tibo, waktu itu tanggal 8 Desember 2011.
Ini adalah perjalanan pertama kami saat kelas X SMK. Perjalanan dimulai pukul
10.00, panasnya cuaca tidak menghalangi kami untuk pergi ke sana. Rombongan Motor
kami hampir berjumlah 18 orang. Banyak kendala saat pulang dan berangkat kesana,
mulai dari jatuh, ban bocor, over lap dan macem-macem pokoknya. Sebenarnya kami
mau ulangan semesteran waktu itu. Tapi semuanya terbayar lunas ketika kami
sudah sampai disana.
Tiap
objek pasti ada keunikannya, semisal Pantai Banyu Tibo ini merupakan kawasan
pesisir dimana terdapat sebuah anak sungai yang bermuara tepat di bibir
pantainya. Karena letak sungai yang tepat berada di atas pantai, maka muara
sungai kecil ini membentuk seperti air terjun dengan ketinggian sekitar 2,5
meter. Cukup unik dan apabila dijadikan tempat berfoto akan sangat eksotis nan
menawan. Pesona alam yang beraneka ragam, masih ditambahkan dengan rest area
alami, dari pondok bambu yang di bangun penduduk sekitar. Pemandangan yang
sangat indah dan menajubkan. Ini foto-fotonya . . .
Selain Pantai
Banyu Tibo, kami juga sempat mengunjungi Goa Tabuhan tanggal 17 Desember 2011. Gua Tabuhan, Menurut cerita
masyarakat sekitar, gua Tabuhan telah ditemukan oleh Kyai Santiko yang
kehilangan sapi, tapi Akhirnya lembu itu datang ke gua. sapi-Nya tidak ingin
keluar dari gua, karena menyimpan air dari akar di atasnya banyak. Setelah
belukar telah dibersihkan, gua diasuh oleh Raden Bagus Joko Lelono dan seorang
putri Raden Ayu Mardilah. Gua Tabuhan berada di pantai barat daya Jawa Timur,
adalah interior emmense gua Tabuhan. Gua ini disebut Tabuhan karena
kedengarannya seperti musisi lokal memainkan lagu dengan stalaktit lomesone
mencolok yang bergema di pitch yang sempurna untuk musik. Gua itu sendiri
sangat spektakuler, stalagmit varilored yang mencapai ke atas setinggi 50 meter
ke arah liontin stalagtites dibentuk oleh air menetes dari atap.
Hal ini
disebut sebagai gua Tabuhan karena jika tersusun akan menghasilkan suara
seperti irama musik Jawa (gamelan) lho guys. Gua Tabuhan adalah semula dikenal
sebagai gua Tapan karena sejak depan diterapkan oleh Chevaliers untuk beberapa
meditasi seperti; Sanggargenu, Bambang Trigo. Desa Wareng diakui menyebabkan
legenda Banteng Wareng yang keturunan Sultan Yogyakarta. Diceritakan juga di
tahun 1825 terjadi perang Diponegoro, Raden Banteng Wareng menunjukkan jiwa
patriotik nya menentang terjajah dengan Diponegoro. Keren kan? . . . ayahku
juga bilang, selain sesepuh didesaku, menurut silsilah Eyang Banteng Wareng. Beliau
masih trah keturunannya yang ke-9, dan aku adalah keturunan yang ke-10 karena
aku anak pertama. Wah, kurang percaya sih, tapi jika benar pastilah senang dengan
hal tersebut. hehehe Ini dia penampakan foto-foto goa tabuhan . . .
untuk yang
ini, foto-fotonya aku kompilasi dalam bentuk video. Hehe aku buat dengan
Videopad sih, audionya sengaja pakai musik DJ biar terkesan gaul kaya anak
dugem. Ini Videonya . . .
ya itulah
sedikit perjalanan kami ke tempat wisata, tunggu tulisanku yang lain ya tentang
wisata di Kota Pacitan.
“Warisan Budaya Adalah Warisan Yang Wajib
Kita Jaga Kelestariannya. Entah Itu Berupa Seni, Objek Wisata & Benda-Benda
Pusaka. Mempercayai Keberadaannya Bukan Berarti Musrik, Tapi Kita Juga Harus
Tau Sejarah Asal Muasal Nenek Moyang Leluhur Negri Ini“.
Bersambung . . .
saya mau tanya data lengkap dari silsilah banteng wareng nya ada gak gan?
ReplyDeleteSilahkan bertanya langsung ke Ayah saya. Dia sesepuh di Desa Wareng, namanya Bp. Arief Prasetyo.Beliau yang paling mengerti sejarah Ds. Wareng dan Pacitan
Delete