Bicara masalah
karir berarti membicarakan masa depan. Banyak hal yang dapat kita ambil untuk
menjadi orang sukses. Termasuk saya yang suka berbisnis kecil-kecilan.
Hari ini aku akan menceritakan
pengalaman karir & bisnisku yang aku jalani sejak masih duduk di bangku SD
sampai dengan lulus SMK tahun ini. Mungkin dari sekian bidang usaha yang ada di
dunia ini, aku menjatuhkan hati pada dunia Komputer. Memang dunia IT sudah
mendarah daging di dalam hidupku, entah itu Programing, Coding, Webmaster,
Design Grapich dan masih banyak lagi yang semuanya berhubungan dengan Genius Technology
ini. Tapi sebelum dunia Komputer & Jaringan aku lakoni, ada banyak
pekerjaan yang semuanya meninggalkan kenangan dan pengalaman yang akan aku
bagian dalam tulisan singkat ini.
Sejak kecil keluargaku bukanlah
orang kaya atau mafia yang bisa beli ini itu. Untuk membeli sesuatu, aku lebih
suka mencari dengan usaha sendiri. Di usiaku yang baru berumur 9 tahun, aku
pernah menjadi penjual mainan seperti Gangsingan, Umbul dan mainan yang
harganya relatife murah untuk dijual kepada teman sebayaku atau adik kelas. Kerap
kali aku di bully katanya miskinlah ini itu, tapi aku menganggap itu semua
sebagai angin lewat belaka. Uang yang kudapat memang tidak banyak, tapi
setidaknya bisa untuk menambah uang sakuku yang waktu itu hanya mendapat jatah
dari Bonyok sebesar Rp.500,- saja. Hasil jualan mainan waktu itu sehari bisa
dapat Rp.3.000,- , lumayan memang untuk anak seusiaku.
Seiring berjalannya waktu,
sempat pula aku jualan Lotre. Ya undian nomor ini sebenarnya tidak boleh
diterapkan sejak dini. tapi apa boleh buat, aku hanya berusaha mencari uang
untuk bertahan hidup. Dengan bantuan adikkulah aku menjualnya. Uang hasil dari
penjualan berkisar 5-15 Ribu/Hari yang tentunya aku bagi dua, istilah kerennya
sekarang ya Fifty-Fifty begitulah. Sempat ketahuan guru jugalah kami jualan
ini, sehingga dengan sepenuh hati aku tinggalkan profesi haram ini.
Gagal berjualan
tak mengubah memupuskanku untuk mencari uang sendiri. Aku dan adikku akhirnya Ngerosok (Pemulung) keliling kampung &
sekolahan. Tentunya tak lepas dari bullyan teman sebaya. Tapi penghinaan itu
terbayar lunas jika hasil carian kami ini sudah ada di tangan pengepul barang
rongsokan. Uang yang didapat sekitar 5-10 ribu tiap karung.
Setelah cari barbek aku menyempatkan kerumah bulek Tarmi untuk membantu
bersih-bersih rumah, mulai dari menyapu, mengepel, cuci piring dan semua
atribut yang menyangkut peran pembantu. Honornya juga lumayan sih, kadang kalau
mujur dapat Goceng itu sangat besar untukku. Uangnya langsung aku belikan
makanan dan minuman, biasanya aku beli lontong di warung Bu Yatin dan Dawet
sebungkus untuk mengurangi rasa haus nan lapar. Aku bisa tersenyum senang
dengan hal ini.
Bersambung . . .
No comments:
Post a Comment