Sunday, October 26, 2014

Semua Ini Salahku Part 1



            Kemarin aku kembali merenung atas kejadian yang menimpaku 6 bulan ini. Entah apa yang jadi beban fikiran selama ini, sampai rasa tawa itu tabu. Banyak kejadian yang kurang berkenan dengan teman terdekat, saudara, guru bahkan calon pacar (mimpi dulu). Kejadian bertubi tubi silih berganti, dari Kuliah, Karir sampai Asmara sulit kulakoni saat ini.
             
    
           Setelah Lulus SMK dan diwisuda tahun ini, aku punya rencana untuk melanjutkan kuliah. Tapi sebelum kuliah, aku pernah iseng-iseng daftar Pesantren Nerworkers di ID-Networkers Jakarta Selatan. ID-Networkers itu tempat dimana anak-anak yang tidak mampu dalam kuliah dapat belajar Jaringan sampai tingkat Expert seperti CISCO, Mikrotik maupun Juniper. Tapi beribu sayang, setelah mengirimkan Curiculum Vitae ke sana, impian Training 6 Bulan kandas karena masalah biaya. Memang biaya untuk kesana tidak murah, apalagi saat itu keluargaku sedang krisis moneter. Sempat aku konsultasi dengan teman dan guruku disekolah masalah ini, tapi mereka tidak banyak membantu. Padahal disana nanti selain belajar Jaringan, ada beasiswa untuk Kuliah, belajar Agama dan tentunya masih banyak lagi yang bermanfaat. Aku sadar, aku punya saudara dan tidak mungkin memaksa kehendak dengan uang yang tentunya nanti orang tua akan Ngutang ketetangga untuk pergi kesana, pokoknya aku tidak boleh egois. Dengan berat hati aku Mengcancel penawaran itu.

               Gagal di IDN, Impian kuliah dengan Beasiswa tetap bergejolak. Ya tentunya masuk PTN dengan beasiswa Bidikmisi, tapi impian itu kandas juga setelah ditolak 2 kali. Yang pertama jalur SBMPTN. Jalur ini memang banyak peminatnya, tapi aku optimis dengan keadaanku saat itu. Dengan uang sisa tabungan jerih payah 2 bulan terakhir, aku berangkat ke Solo. PTN yang aku daftarkan waktu itu di Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Negri Semarang (UNNES), dan Universitas Diponegoro (UNDIP), semuanya aku prioritaskan prodi Teknik Informatika, karena aku ingin relevan sesuai jurusan waktu lulus SMK.

Ada kisah yang menarik saat Tes yang pertama. Begini ceritanya, aku berangkat dari pacitan naik Bus Aneka Jaya ke solo, dengan tujuan utama tentunya tempat tes di SMK Kristen 1 Surakarta. Aku sempat memakai Google Maps untuk mencari rute terdekatnya, tempat terdekatnya ada di Stasiun Purwosari. Dengan tekat bulat aku berhenti disana. setelah turun, aku mancari taksi yang dekat. Disana aku bertemu dengan sopir taksi yang setelah kuketahui namanya pak Darto. Setelah bertanya apakah dia tahu alamat SMK Kristen 1 Surakarta, dia bilang “saya tau mas tempatnya kesana”. Saya yang tidak tahu Lor Kidul manut saja dengan pak sopir. Perjalanan dimulai, 10 menit perjalanan dia bilang sudah sampai. Aku segera membayar Rp. 20.000,- (Uangku Rp. 50.000,-) tapi karena uangnya tidak ada kembalian, akhirnya aku membayar Rp. 22.000,-. Setelah membayar turun tanpa melihat papan nama sekolahannya. Sampai diluar aku masuk halaman sekolah, lalu bertemu panitia atau guru lah waktu itu disanaaku lupa, ditanya ruang berapa aku jawab ruang 09. Segera aku cari, aku cocokan nomor ujian dengan nomor yang ada diruangan 9, ternyata tidak ada yang sama

Karena nomor yang aku cari tidak ada, aku segera keluar kehalaman sekolah, dan . . . KAMPRETTT !!! . . . aku lihat papan nama sekolahnya itu SMEA Kristen 1 Surakarta. Merasa salah, aku harus segera kembali ke Stasiun Purwosari. Dalam hati kecilku masih menggerutu, sudah salah alamat, sopirnya salah presepsi, Google Map juga menerapkan jalur yang salah ah sialan!! .



Bersambung . . .

No comments:

Post a Comment