Aku akhirnya
memutuskan untuk jalan kaki, karena menurut hematku, mungkin dekat sesuai
dengan peta yang sudah aku cari seminggu sebelum ke sana. Dengan modal
Kentungan (Mulut) akhirnya aku
bertanya disetiap orang yang ada
pinggir jalan, mulai dari sopir, tukang
becak sampai tukang ojek, tapi anehnya mereka geleng kepala tidak tahu dimana
lokasinya. Berjalan hampir 15 Km itu rasanya luar binasa, ditambah panasnya jam
11 siang membikin keringat seolah mandi dengan minyak, lengket. Susah payah
memang, akhirnya aku memutuskan untuk sampai ke Stasiun sebelum jam 12 siang.
Tujuan utama adalah ke rumah mbak Neta tetanggaku yang katanya dekat dengan
Kampus UNS Kentingan.
Diperjalanan,
tiba-tiba aku dihampiri seorang ibu-ibu paruh baya, umurnya sekitar 40 tahun,
membawa sepeda motor. Dia berhenti dan menanyai saya “mau kemana mas?...”. “saya mau ke SMK
Kristen 1 Bu, apakah ibu tau dimana tempatnya?” . “saya tidak tau mas, tapi
masnya kemana dulu, saya antarkan?”.” Saya mau ke purwosari bu” sambil kubuka
lembaran map berisi berkas dan peta yang aku cetak sebelumnya. “coba tanyakan
ke bapak satpam itu dimana SMK 1? . .” . aku segera bertanya ke pak satpam yang
dditunjuk ibu tadi. Tapi bapaknya hanya mengatakan masih jauh dari lokasi.
Akhirnya aku hanya diantarkan sampai Purwosari. Setalah turun, aku mengucapkan
terima kasih atas kebaikan ibu itu. Bodohnya, aku tidak sempat menanyakan siapa
namanya.
Dengan tekat
tujuan mencari tetanggaku itu, aku mencari tukang becak untuk mengantarku ke
SMK Kristen 1, iseng-iseng menanyakan satu orang disana. Ada yang tau
tempatnya. Tanpa berfikir Panjang x Lebar = Tinggi, aku langsung cap cus kesana.
Akhirnya, aku sampai juga di SMK itu. Segera kubayar. Kasihan juga lihat
bapak-bapak yang agak tua mengayuh becak, aku kasih dia Rp. 30.000,- . waktu
itu sudah jam 1 siang, aku segera masuk kesekolahan dan mencari nomornya.
Alhamdulillah, ketemu juga akhirnya. Setelah ketemu, aku segera memberitahukan
orang tua dan mbak Neta bahwa aku sudah sampai disini.
Menunggu itu
bosan memang, hampir sejam nongkrong di depan Hotel Asia, akhirnya mbak Neta
datang. G’ nyangka bisa bawa mobil, hehehe. Aku langsung diajak kerumahnya di
jalan Surya, belakang Kampus UNS. Busyettt . . . rumahnya itu megah banget,
kayak rumah mafia.
Aku istirahat
sebentar, malamnya langsung dikenalkan sama orang tua, saudara dan suaminya
namanya mas Reza. Karena kecapaian akhirnya aku belajar sebentar kemudian
tidur. Keesokan harinya aku berangkat ke tempat aku tes diantar sama sepupunya
mbak Neta namanya mas Nungki, tak lupa aku ucapkan terimakasih atas tumpangan
semalam .
Sampai disana
aku persiapkan diri, memang lelaki normal umumnya tertarik sesamea jenis,
termasuk aku. Ceweknya cakep-cakep sih, tapi itu bukan tujuan utama aku disitu.
Tujuan utama tentunya harus bisa lolos SBMPTN. Ujian dimulai, aku mengikutinya
dengan sungguh-sungguh.
Setelah
melalui tahap yang ruwet, akhirnya selesai juga ujiannya, aku langsung pulang
ke pacitan. Pengumuman bakal diumumkan 1 bulan kemudian. Lama memang, tapi
merekap nilai seluruh Peserta se-Indonesia itu tidak mudah.
Hari
pengumuman pun tiba. Pukul 17.00 aku membuka situs resmi SBMPTN, kuketik nomor
peserta sebagai username dan tanggal lahirnya sebagai paswordnya. Jantung
berdegup cepat seolah mau loncat dari mulut . Dan hasilnya . . .
Aku tidak lolos ujian memang, rasanya seperti disambar petir. Bagaimana tidak , usahaku sia-sia. Tapi aku mencoba bersabar dengan hasil yang aku dapat hari ini.
Bersambung . . .
No comments:
Post a Comment