Resep Optimis

***

                Optimis

                Satu kata yang wajib dimiliki oleh setiap orang, termasuk gue. Gue harus menghargai kesempatan, gue juga harus tau cara memanfaatkan peluang. Itulah “Optimis Time”, bukan “Optimus Prime”. Gue sadar akan satu hal. Temen-temen gue yang boleh dikata mindsetnya dibawah rata-rata justru sekarang menjadi yang gue kata SUKSES. Sukses dilain bidang, dimana kata optimis disitu benar-benar diterapkan.

                Sejatinya, tiap orang sudah diberi takdir dengan kodratnya masing-masing. Tapi terkadang rasa syukur itu jarang kita ucapkan, justru kita abaikan, ingat akan satu hal positif, dimana bersyukur itu jauh lebih baik daripada mengeluh. Banyak contoh disekitar kita yang dapat kita jadikan pelajaran. Misal tetangga gue baru beli motor baru, gue kadang iri karena gue hanya punya sepeda kereta angin biasa. 

Tapi itu gue syukuri itu sekarang, ketika motor tetangga gue minta minum BBM yang harganya sekarang hampir 10000 tiap liter, gue justru berbahan bakar air dengan hitungan yang sama namun bisa didapat dengan gratis dan ramah lingkungan. Ya tentu karena yang minum gue, bukan sepeda gue. Gue minum bensin bisa langsung opename coy…

Yah, bagaimanapun juga. Tiap orang nggak diseting menerima kekalahan dengan mudah. Dan itu benar, gue kadang gak bisa menerima apa yang jadi hak milik gue sekarang. Tapi itulah takdir, harus dijalani, harus dilakoni. Gue yakin seyakin yakinnya, kebahagiaan itu akan didapat apabila kita optimis, bukan pesimis.

“…Rasa ini memang tak wajar...” sepenggal lagu dari the virgin, inilah yang membuat gue kadang harus berfikir jernih. Cara terbaik dalam menjalani problematika hidup adalah mengasah rasa walau kadang kita merasa hal itu tak wajar. Rasa itu tidak bisa bohong, tidak bisa dibolong, walau kadang masih bisa ditodong. Gue hanya punya harapan akan masa depan gue menjadi lebih baik yang gue rasa selama ini masih terasa suram, terasa kelam.

Tuhan tidak tidur kawan, tetaplah optimis. Dan aku belajar banyak hal baru dari yang lebih tua, dan selalu menghargai yang lebih muda. Merekalah kunci optimisku. It’s in our mind, make opportunity to get star in next generation.