Thursday, October 30, 2014

Tragisnya Asmara



***

               Sebenarnya membahas yang satu ini agak sungkan, mengingat aku adalah Jones (Jomblo Ngenes). Sudah hampir 3 tahun ini aku jomblo semenjak hubungan cintaku kandas kala itu. 

Kata teman-temanku, banyak yang bilang kalau aku ini orangnya tertutup, tapi di postingan kali ini aku akan menjelaskan bahwa sebenarnya aku bukanlah orang yang dimaksud. Aku adalah orang yang terbuka, supel & suka dikritik (walau tidak suka dikritik berlebihan).


Sejak kecil pacaran itu rasanya tabu, buat anak-anak seusiaku yang baru menginjak bangku SD boleh dikatakan CINTA MONYET. Aku sendiri tidak tahu apa itu cinta monyet, yang aku tau hanyalah kenal dengan temen cewek, kemudian jadi barang perbincangan temen-temen cowok yang ujungnya dipacar-pacarin, terus habis itu nangis. Cengeng banget sih aku.



Cewek yang aku Cintai Monyet waktu SD namanya Diki & Rina (bukan nama aslinya). Tuh kan, belum apa-apa ternyata aku seorang Playboy. Belum kenal jauh aku diputusin, diputusinnya gak enak banget. “Kamu terlalu baik untuk aku”. Kalimat bulshit yang paling ngeselin untuk didengar.

Saat SMP, awal-awal masuk sekolah, aku diberitahu oleh teman dekat kalau ada yang naksir sama aku. Dalam hatiku, “yang benar saja, masak laki-laki macam gini ada yang suka”. Aku temui orangnya, lumayan sih. Namanya Ambar, dan setelah pertemuan itu kami jadi kenal, saling SMS & Teleponan, tapi itu tak berlangsung lama karena hubunganku dengannya hanya berjalan 1 minggu. Tragis memang.

Saat duduk dibangku SMK, aku sudah mahir dengan jejaring sosial terutama Facebook. Dari situlah aku cari mangsa. Hehehe, bercanda kok, serius banget bacanya. Dari situ aku mengenal banyak cewek, namanya Novi, Siti, Indah, Maida, Mega, Anis, Melly dan masih banyak lagi. Sekian banyak nama yang aku cantumkan, ada lho salah duanya yang pernah aku tembak, walaupun salah sasaran dan akhirnya kejang-kejang, aku ditolak dengan alasan sudah punya pacar. Banyak sih penolakan yang aku dapat, tapi akhirnya aku menemukan Cinta itu .

Ya, yang aku pacari saat itu namanya Satya. Memang pertemuan kita ibarat angin lewat, kami kenal karena sering bertemu (waktu itu aku sudah menjadi operator Warnet). Dari situlah akhirnya kami berkenalan, dia sering bawa adiknya, pakai kacamata & bando hitam (hal ini pernah dia tanyakan untuk tes kebenaran). Hubungan kami lumayan lama sih, sekitar ¼ tahun, lama kan?... selama menjalin hubungan, kami tak pernah putus kontak, sampai-sampai lupa waktu kalau lagi telepon.

Masalah kami berpisah sebenarnya sepele, waktu itu aku kelas 1 dan dia kelas 3. Tentunya mendekati Ujian, dia semakin sulit dikontak. Saat itulah asmara kami diujung tanduk, sering bertengkar juga. Selama pacaranpun kami hanya bertemu 3x saja, seharusnya dapat bertemu normal (apel) 12x dalam 3 bulan. Tapi aku juga takut ibunya sih kalau apel, katanya galak kayak macan, hehehe

Saat itu aku mau ujian kenaikan tingkat, dia sudah hampir 1 bulan di Jakarta ikut kakaknya bekerja. Aku sendiri yang boleh dibilang ABG labil tidak bisa yang namanya LDR (Long Distance Relationship) yaitu hubungan jarak jauh. Aku meminta putus waktu itu, tidak etisnya, aku mutusin lewat SMS, tidak Gentel memang. Dia sempat mempertahankan, namun aku terus menghindar sampai dia SMS yang terakhir “ Semakin hari status kamu bikin sakit hati. Mulai hari ini aku gak bakal hubungi kamu lagi, gak bakal ada di hidupku lagi. Buang saja nomor yang aku beri. Semoga kamu bahagia dengan yang lain !! “. Ya memang waktu itu aku diberi dia nomor kartu AS, dan sampai sekarang masih aku pakai. Aku gunakan, bukan berarti suatu saat aku meminta Rujukan lho. Getir memang, tapi itulah Asmara, kadang Suka, kadang Duka. Jodoh tidak tahu ditaruh & dipungut dimana, hanya tuhan yang tahu. 

Tapi aku sudah berjanji dalam hati, bahwa suatu saat aku akan membina hubungan yang baik dengan orang yang aku sayangi. Sebenarnya mendekati seseorang bukanlah dari sebuah Cover yang bersih, tapi dari isi yang jernih & berkualitas kita dapat memilahnya.

Selama ini aku baru kusadari “Ada Yang Hebat Diantara 2 Tumpuan Samudra. Mereka Saling Bertemu Tapi Tidak Ada Yang Tau Dimana Air Pemisahnya . Sama Seperti Cinta. CintaTerus Diombang Ambingkan, Namun Tidak Ada Yang Tau Dimana Akan Terpisah.“  sekian




The End

No comments:

Post a Comment