Sunday, October 26, 2014

Semua Ini Salahku Part 2



Aku akhirnya memutuskan untuk jalan kaki, karena menurut hematku, mungkin dekat sesuai dengan peta yang sudah aku cari seminggu sebelum ke sana. Dengan modal Kentungan (Mulut) akhirnya aku bertanya disetiap orang  yang ada pinggir  jalan, mulai dari sopir, tukang becak sampai tukang ojek, tapi anehnya mereka geleng kepala tidak tahu dimana lokasinya. Berjalan hampir 15 Km itu rasanya luar binasa, ditambah panasnya jam 11 siang membikin keringat seolah mandi dengan minyak, lengket. Susah payah memang, akhirnya aku memutuskan untuk sampai ke Stasiun sebelum jam 12 siang. Tujuan utama adalah ke rumah mbak Neta tetanggaku yang katanya dekat dengan Kampus UNS Kentingan.

Diperjalanan, tiba-tiba aku dihampiri seorang ibu-ibu paruh baya, umurnya sekitar 40 tahun, membawa sepeda motor. Dia berhenti dan menanyai saya  “mau kemana mas?...”. “saya mau ke SMK Kristen 1 Bu, apakah ibu tau dimana tempatnya?” . “saya tidak tau mas, tapi masnya kemana dulu, saya antarkan?”.” Saya mau ke purwosari bu” sambil kubuka lembaran map berisi berkas dan peta yang aku cetak sebelumnya. “coba tanyakan ke bapak satpam itu dimana SMK 1? . .” . aku segera bertanya ke pak satpam yang dditunjuk ibu tadi. Tapi bapaknya hanya mengatakan masih jauh dari lokasi. Akhirnya aku hanya diantarkan sampai Purwosari. Setalah turun, aku mengucapkan terima kasih atas kebaikan ibu itu. Bodohnya, aku tidak sempat menanyakan siapa namanya.
Dengan tekat tujuan mencari tetanggaku itu, aku mencari tukang becak untuk mengantarku ke SMK Kristen 1, iseng-iseng menanyakan satu orang disana. Ada yang tau tempatnya. Tanpa berfikir Panjang x Lebar = Tinggi, aku langsung cap cus kesana. Akhirnya, aku sampai juga di SMK itu. Segera kubayar. Kasihan juga lihat bapak-bapak yang agak tua mengayuh becak, aku kasih dia Rp. 30.000,- . waktu itu sudah jam 1 siang, aku segera masuk kesekolahan dan mencari nomornya. Alhamdulillah, ketemu juga akhirnya. Setelah ketemu, aku segera memberitahukan orang tua dan mbak Neta bahwa aku sudah sampai disini.
Menunggu itu bosan memang, hampir sejam nongkrong di depan Hotel Asia, akhirnya mbak Neta datang. G’ nyangka bisa bawa mobil, hehehe. Aku langsung diajak kerumahnya di jalan Surya, belakang Kampus UNS. Busyettt . . . rumahnya itu megah banget, kayak rumah mafia.
Aku istirahat sebentar, malamnya langsung dikenalkan sama orang tua, saudara dan suaminya namanya mas Reza. Karena kecapaian akhirnya aku belajar sebentar kemudian tidur. Keesokan harinya aku berangkat ke tempat aku tes diantar sama sepupunya mbak Neta namanya mas Nungki, tak lupa aku ucapkan terimakasih atas tumpangan semalam .
Sampai disana aku persiapkan diri, memang lelaki normal umumnya tertarik sesamea jenis, termasuk aku. Ceweknya cakep-cakep sih, tapi itu bukan tujuan utama aku disitu. Tujuan utama tentunya harus bisa lolos SBMPTN. Ujian dimulai, aku mengikutinya dengan sungguh-sungguh.
Setelah melalui tahap yang ruwet, akhirnya selesai juga ujiannya, aku langsung pulang ke pacitan. Pengumuman bakal diumumkan 1 bulan kemudian. Lama memang, tapi merekap nilai seluruh Peserta se-Indonesia itu tidak mudah.
Hari pengumuman pun tiba. Pukul 17.00 aku membuka situs resmi SBMPTN, kuketik nomor peserta sebagai username dan tanggal lahirnya sebagai paswordnya. Jantung berdegup cepat seolah mau loncat dari mulut . Dan hasilnya . . .


Aku tidak lolos ujian memang, rasanya seperti disambar petir. Bagaimana tidak , usahaku sia-sia. Tapi aku mencoba bersabar dengan hasil yang aku dapat hari ini.



Bersambung . . .

No comments:

Post a Comment