Tuesday, October 28, 2014

Problem Karir & Bisnis Part 1



Bicara masalah karir berarti membicarakan masa depan. Banyak hal yang dapat kita ambil untuk menjadi orang sukses. Termasuk saya yang suka berbisnis kecil-kecilan.

                Hari ini aku akan menceritakan pengalaman karir & bisnisku yang aku jalani sejak masih duduk di bangku SD sampai dengan lulus SMK tahun ini. Mungkin dari sekian bidang usaha yang ada di dunia ini, aku menjatuhkan hati pada dunia Komputer. Memang dunia IT sudah mendarah daging di dalam hidupku, entah itu Programing, Coding, Webmaster, Design Grapich dan masih banyak lagi yang semuanya berhubungan dengan Genius Technology ini. Tapi sebelum dunia Komputer & Jaringan aku lakoni, ada banyak pekerjaan yang semuanya meninggalkan kenangan dan pengalaman yang akan aku bagian dalam tulisan singkat ini.


                Sejak kecil keluargaku bukanlah orang kaya atau mafia yang bisa beli ini itu. Untuk membeli sesuatu, aku lebih suka mencari dengan usaha sendiri. Di usiaku yang baru berumur 9 tahun, aku pernah menjadi penjual mainan seperti Gangsingan, Umbul dan mainan yang harganya relatife murah untuk dijual kepada teman sebayaku atau adik kelas. Kerap kali aku di bully katanya miskinlah ini itu, tapi aku menganggap itu semua sebagai angin lewat belaka. Uang yang kudapat memang tidak banyak, tapi setidaknya bisa untuk menambah uang sakuku yang waktu itu hanya mendapat jatah dari Bonyok sebesar Rp.500,- saja. Hasil jualan mainan waktu itu sehari bisa dapat Rp.3.000,- , lumayan memang untuk anak seusiaku.




                 
                 Seiring berjalannya waktu, sempat pula aku jualan Lotre. Ya undian nomor ini sebenarnya tidak boleh diterapkan sejak dini. tapi apa boleh buat, aku hanya berusaha mencari uang untuk bertahan hidup. Dengan bantuan adikkulah aku menjualnya. Uang hasil dari penjualan berkisar 5-15 Ribu/Hari yang tentunya aku bagi dua, istilah kerennya sekarang ya Fifty-Fifty begitulah. Sempat ketahuan guru jugalah kami jualan ini, sehingga dengan sepenuh hati aku tinggalkan profesi haram ini.





                  Gagal berjualan tak mengubah memupuskanku untuk mencari uang sendiri. Aku dan adikku akhirnya Ngerosok (Pemulung) keliling kampung & sekolahan. Tentunya tak lepas dari bullyan teman sebaya. Tapi penghinaan itu terbayar lunas jika hasil carian kami ini sudah ada di tangan pengepul barang rongsokan. Uang yang didapat sekitar 5-10 ribu tiap karung. 




Setelah cari barbek aku menyempatkan kerumah bulek Tarmi untuk membantu bersih-bersih rumah, mulai dari menyapu, mengepel, cuci piring dan semua atribut yang menyangkut peran pembantu. Honornya juga lumayan sih, kadang kalau mujur dapat Goceng itu sangat besar untukku. Uangnya langsung aku belikan makanan dan minuman, biasanya aku beli lontong di warung Bu Yatin dan Dawet sebungkus untuk mengurangi rasa haus nan lapar. Aku bisa tersenyum senang dengan hal ini.





Bersambung . . .

No comments:

Post a Comment